Jakarta, Netizen Berisik –Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai perombakan (reshuffle) kabinet kembali dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai persiapan konsolidasi politik dalam Pemilu dan Pilpres 2029 mendatang.
“Reshuffle kali ini lebih pada kebutuhan politik, menjadi momentum konsolidasi bahkan untuk koalisi Parpol dan kekuasaan hingga 2029,” kata Dedi, Senin (19/8/2024).
Menurut Dedi, sebenarnya tidak terdapat urgensi bagi Jokowi merombak kabinet di pengujung periode kedua pemerintahannya. Dia menilai hal itu dilakukan Jokowi sebagai konsolidasi kekuatan dan kepentingan politiknya menjelang peralihan kekuasaan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Urgensi konsolidasi ini penting. Mitra kekuasaan bisa saja diarahkan agar membangun poros Pilkada yang sama, agar 2029 kekuasaan telah siap hadapi Pilpres untuk kemenangan yang serupa,” ujar Dedi.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi melantik sejumlah tokoh buat mengisi beberapa posisi di kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin (19/8/2024). Mereka adalah politikus Partai Gerindra Supratman Andi Atgas dilantik sebagai Menteri Hukum dan HAM (MenkumHAM) menggantikan Yasonna Laoly, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif, Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Bahlil.
Kemudian Angga Raka Prabowo sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Dadang Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional, Hasan Nasbi sebagai Kepala Badan Komunikasi Kepresidenan, dan Taruna Ikrar untuk posisi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).